-dengan cara sesuai dengan tinggi badan anda,berdiri tegak diragum tempelkan kepalan tangan pada dagu,sikut harus berada diatas mulut ragum dan apabila tangan kita ayunkan,sikut jangan sampai kena bibir ragum.
2.perbedaan jangka tusuk dan jangka tongkat dipandang dari segi penggunaanya:
-jngka tusuk untuk membuat lingkaran pada suatu benda kerja serta jarak kedua ujung diukur pada mistar baja
-jangka tongkat untk menggmbar lingkaran yg diameternya besar dan tidak dapat dilakukan dgn jangka tusuk dan biasanya dilakukan oleh 2 orang.
3. empat ( 4) factor penunjang keselamatan kerja dilingkungan kerja dan contoh diatas kapal :
-adanya kesadaran dalam menjaga keamanan dan kesehatan diatas kapal.
-teliti dalam bekerja
-melakukan prosedur kerja dengan memperhatikan keamanan dan kesehatan kerja
-adanya unsur2 keamanan dan kesehataan yang telah dijelaskan
4.sasaran utama keselamatn kerja:
-melindungi dari keselamatan setiap tenaga kerja , orang lain ,dan juga material ditempat kerja
-menjamin setiap sumber produksi dapat digunakan secara aman dan effisien
-meningkatkankesejahteraan dan produktifitas
5.Las tahanan listrik : proses pengelasan yang dilakukan dengan jalan mengalirkan arus listrik melalui bidang atas permukaan2 benda yg akan disambung
6.Las busur nyala listrik : pengelasan yg dilakukan dengan jalan mengubah arus listrik menjadi panas untk melelehkan atau mencairkan permukaaan benda yg akan disambung dengan membangkitakn busur nyala listrik melalui sebuah elektroda.
7.keselamatan kerja adalah sarana utama untuk pencegahan kecelakaan cacat dan kematian sebagai akibat kecelakaan kerja.
Sasarannya : untk melindungi tenaga kerja dan orang lain yang berada di tempat kerja,terjadinya kecelakaan kerja,peledakan,penyakibat akibat kerja dan kebakaran.
8.bagian2 mesin bubut:
-kepala tetap :sebagai dudukan chuck(cekam),plat pembawa,kolet,senter tetap
-kepala lepas sebagai dudukan senter putar pendukung benda kerja pada saat pembubutan(pemboran)
-Eretan (eretan melintang,eretan atas,eretan memanjang) berfungsi memberikan pemakanan besar sesuai kehendak operator.
-bed plate:tempat dudukan kepala lepas,eretan dan sebagai tumpuan gaya pemakanan pada waktu pembubutan
9.Mesin bor adalah suatu jenis mesin yang gerakannya memutarkan alat pemotong yang arah pemakanan mata bor hanya pada sumbu mesin tersebut.yang secara umum digunakan untuk membuat lubang (mengebor) suatu benda kerja.
.prinsip kerjanya:pengeboran adalah suatu poros yg berputar dimana pada bagian ujungnya(bagian bawah)diikatkan suatu mata bora tau alat2 potong lainnya yg dapat mengebor thdp benda kerja yg dijepi tpada meja mesin bor.
Jenis-jenis Mesin bor :
1.Bor meja, bagian2nya yaitu:
-tombol
-tuas pengikat
-Alas mesin bor
-meja mesin bor
-penjepit bor
-pengaman
-mur –penyetel
-rumah2 sabuk
2.Bor tiang, bagian2nya,yaitu:
-pengatur kecepatan
-tuas-penekan
-sumbu bor
-meja mesin bor
-tiang
-bantalan
3.Bor pistol
4.Bor dada
10.Membubut adalah proses pembentukan benda kerja dengan menggunakan mesin bubut.
11.Macam2 jangka dan fungsinya:
a.jangka bengkok untuk mengukur tebal,lebar,panjang dan garis tengah benda yang bulat secara kasar.
b.jangka kaki untuk mengukur bagian dalam suat benda kerja
c.jangka tusuk untuk membuat garis busur lingkaran,mengukur suatu jarak,membagi jarak jadi sama panjang dan melukis suatu sudut.
d.jangka tongkat untuk mengukur lingkaran yang berjari jari besar sehingga tidak dapat dengan jangka tusuk.
e.jangka garis untuk menarik garis /beberapa garis yang sejajar,mencari titik tengah benda bulat/segiempat
f.jangka banci untuk mencari pusat suatu silinder atau untuk menarik garis sejaja kepada suat tepi benda kerja.
12. cara memasang daun gergaji mesin pada sekangya
-giginya harus menghadap kebelakang atau kearah mesin
,hal ini dimaksudkan,agar
-gaya pemotongan tertuju kepada badan mesin,
-gigi gergaji tidak mencekam benda kerja sehingga melenting dan patah karena tekana pemakanan.
-untuk menghindari gesekan gigi terhadap benda kerja pada langkah kemuka yang akan merusak gigi gergaji.
13. 1. a. Tuliskan apa yang dimaksud PROSES PENGELASAN?
Penyambungan dua buah logam atau lebih menjadi satu dengan jalan pelelehan atau pencairan dengan busur nyala listrik
b.Tuliskan Apa yang dimaksud dengan Pengelasan Busur, serta gambarkan konfigurasi dan rangkaian listrik dari proses pengelasan listrik !
Pengelasan busur adalah pengelasan lebur dimana penyatuan logam dicapai dengan menggunakan panas dari busur listrik.
Elektrode, dapat diklasifikasikan sebagai :
-elektrode terumpan (consumable electrodes), dan
-elektrode tak terumpan (nonconsumable electrodes).
2. a. Tuliskan apa yang dimaksud dengan !
- Elektrode terumpan :
elektrode berbentuk batang atau kawat yang diumpankan sebagai logam pengisi dalam pengelasan busur. Panjang batang las pada umumnya sekitar 9 sampai 18 in. (225 sampai 450 mm) dengan diameter ¼ in. (6,5 mm) atau kurang.
- Elektrode tak terumpan :
dibuat dari bahan tungsten atau kadang-kadang dari bahan grafit, yang dapat tahan terhadap peleburan oleh busur. Walaupun elektrode ini tidak diumpankan, tetapi secara bertahap akan menipis selama proses pengelasan, mirip dengan keausan bertahap pada perkakas pemotong dalam operasi pemesinan.
b. Apa yang dimaksud dengan
- Pelindung busur :
pada suhu tinggi dalam pengelasan busur, logam yang disambung sangat mudah bereaksi dengan oksigen, nitrogen, dan hidrogin dalam udara bebas.
Reaksi ini dapat memperburuk sifat mekanis sambungan las-an. Untuk melindungi pengelasan dari pengaruh yang tidak diinginkan tersebut, digunakan gas pelindung dan/atau fluks untuk menutup ujung elektrode, busur, dan genangan las-an cair, sehingga tidak berhubungan secara langsung dengan udara luar sampai logam las-an tersebut menjadi padat.
- Gas pelindung
digunakan gas mulia seperti argon dan helium. Dalam pengelasan logam ferrous yang dilakukan dengan pengelasan busur, dapat digunakan oksigen dan karbon dioksida, biasanya dikombinasikan dengan Ar dan/atau He, untuk melindungi las-an dari udara luar atau untuk mengendalikan bentuk las-an.
3. Pengelasan busur tungsten gas dengan efisiensi transformasi panas f1 = 0,7 dioperasikan pada arus I = 300 A dan tegangan E = 20 V. Efisiensi lebur f2 = 0,5 dan energi peleburan logam Um = 150 Btu/in.3.
Tentukan :
(a) Daya dalam pengoperasian, P;
(b) Laju pembentukan panas, HRw;
(c) Laju volume pengelasan logam, MVR.
(a) P = E I = (20 V) x (300 A) = 6000W
(b) HRw = f1 f2 I E = 0,7.0,5.300.20 = 2100W
atau = HRw J/sec : 1055 Btu/sec = 2100/1055 = 1,99 Btu/sec.
(c) MVR = HRw / Um = (1,99 Btu/sec)/(150 Btu/in.3)
= 0,0133 in.3/sec.
4. a. Tuliskan apa yang dimaksud dengan Pengelasan elektrogas?
b. Tuliskan apa yang dimaksud dengan:
a. Pengelasan elektrogas adalah
proses pengelasan busur yang menggunakan elektroda terumpan secara continue baik menggunakan kawat inti,plat atau kawat elektroda telanjang(electrode wheel)dengan pelindung gas yang ditambahkan dari luar
b. Pengelasan busur rendam adalah proses pengelasan busur yang menggunakan elektrode kawat telanjang yang diumpankan secara kontinu, dan busur las ditutup dengan serbuk fluks.
1. a. Tuliskan dan jelaskan apa yang dimaksud dengan Fluks. ?
Fluks adalah logam pengisi. Fluks, digunakan untuk mencegah terbentuknya oksida dan pengotoran lainnya. Selama proses pengelasan, fluks melebur dan menjadi terak cair, menutup operasi dan melindungi logam las-an lebur
b. Tuliskan yang dimaksud dengan Klasifikasi Elektroda. !
Elektrode, dapat diklasifikasikan sebagai :
- elektrode terumpan (consumable electrodes), dan
- elektrode tak terumpan (nonconsumable electrodes).
2. Ujung pembakar oksi-asetilen mensuplai 10 ft3 asetilen per jam dan oksigen dengan laju volume yang sama untuk operasi pengelasan oksi-asetilen pada baja 3/16 in. Panas yang dihasilkan dari pembakaran ditransfer ke permukaan benda kerja dengan efisiensi f1 = 0,25. Bila 75 % panas dari nyala api dikenakan ke daerah lingkaran pada permukaan benda kerja memiliki diameter 0,375 in., tentukan :
(a) laju panas yang dilepaskan selama pembakaran,
(b) laju panas yang ditransfer ke permukaan benda kerja,
(c) densitas daya rata-rata dalam daerah lingkaran.
(a) HR = (10 ft3/hr.)(1470 Btu/ft3)
= 14.700 Btu/hr atau 4,08 Btu/sec.
(b) f1 x HR = 0,25 x 4,08 = 1,02 Btu/sec.
(c) A = (0,3752)/4 = 0,1104 in. 2
Densitas daya rata-rata dalam daerah lingkaran :
Densitas daya = 0,75 (1,02)/0,1104 = 6,94 Btu/sec-in.
3. a. Tuliskan keuntungan dan kerugian mengunakan pengelasan busur rendam.?
Keuntungan penggunaan pengelasan busur rendam adalah karena serbuk fluks menutup seluruh operasi pengelasan, sehingga:
- dapat meghindarkan terjadinya percikan dan semburan nyala api, radiasi, dan hal-hal berbahaya lainnya.
- tidak perlu menggunakan kaca pengaman,
- pendinginan berjalan dengan lambat, sehingga kualitas sambungan las-an sangat baik, memiliki ketangguhan dan keuletan yang tinggi.
yang merugikan adalah :
- karena busur tidak tampak, maka penentuan pengelasan yang salah dapat menggagalkan seluruh hasil pengelasan,
- pengelasan terbatas hanya pada posisi horisontal
b. Tuliskan dan jelaskan Proses Pengelasan Resistansi Listrik yang sering digunakan dalam industri!
Proses Pengelasan Resistansi Listrik
- pengelasan titik resistansi listrik (resistance spot welding, RSW),
- pengelasan kampuh resistansi listrik (resistance seam welding, RSEW),
- pengelasan proyeksi resistansi listrik (resistance projection welding, RPW),
- pengelasan resistansi listrik yang lain.
4. a. Tuliskan apa yang dimaksud
Pengelasan busur plasma merupakan bentuk khusus dari pengelasan busur tungsten gas dengan mengarahkan busur plasma ke daerah las-an.
b. Apa yang dimaksud dengan pengelasan lantak.
Pengelasan lantak, digunakan untuk mengelas ujung logam pada bidang datar. Alatnya berbentuk pistol, memegang ujung batang logam yang akan dilas. Bila picu ditekan, ujung logam terangkat untuk membentuk busur kemudian ditekan kembali kecairan logam, seperti ditunjukkan dalam gambar ;
1. a. Tuliska kelebihan dan kelemahan dari pengelasan resistansi listrik. ?
Kelebihan pengelasan resistansi listrik adalah :
- tidak menggunakan logam pengisi,
- kecepatan produksi tinggi,
- tidak diperlukan operator dengan ketrampilan tinggi, karena mesin dijalankan secara automatis,
- memiliki kemampuan ulang (repeatability) dan keandalan yang baik.
Kelemahan dari pengelasan resistansi listrik ini, adalah :
- biaya investasi tinggi, karena harga peralatan mahal,
- hanya dapat mengerjakan sambungan tumpang (lap joint),
b. Tuliskan apa yang dimaksud dengan Pengelasan Resistansi Listrik serta
gambarkan bagian-bagianya. !
Pada pengelasan ini, permukaan lembaran logam yang akan disambung ditekan satu sama lain dan arus yang cukup besar kemudian dialirkan melalui logam sehingga menimbulkan panas pada sambungan. Panas tertinggi muncul di daerah yang memiliki resistansi listrik tertinggi, yaitu pada permukaan kontak ke dua lembaran logam.
2. Kita tahu bahwa Arus yang digunakan dalam pengelasan resistansi listrik ini sangat besar (umumnya, 5000 sampai dengan 20.000 A), tetapi tegangan relatif rendah (biasanya di bawah 10 V). Panjang waktu arus dialirkan pada umumnya sangat singkat, untuk pengelasan titik sekitar 0,1 sampai dengan 0,4 detik.
RUMUS : H = I2 R t
dimana
H = panas yang dihasilkan, W-sec.
atau J (1 J= 1/1055 Btu);
I = arus listrik, A;
R = resistansi listrik, ;
t = waktu, detik (sec.)
Yang ditanyakan mengapa diperlukan arus yang sangat besar. Tuliskan !
Alasan mengapa diperlukan arus sangat besar, adalah :
Bilangan kuadrat dalam rumus diatas menyatakan bahwa arus mempunyai pengaruh yang besar terhadap besarnya panas yang dihasilkan.
resistansi listrik dalam rangkaian sangat rendah (sekitar 0,0001 ).
Resistansi listrik dalam rangkaian merupakan penjumlahan antara ;
resistansi pada kedua elektrode, resistansi pada kedua lembaran benda kerja,
resitansi permukaan kontak antara elektrode dan benda kerja,
resitansi permukaan kontak antara benda kerja dengan benda kerja yang lain.
3. Operasi pengelasan titik resistansi listrik dilakukan pada dua lembar baja tebal 0,062 in, menggunakan arus listrik sebesar 12.000 A untuk durasi 0,23 detik. Resistansi listrik adalah 0,0001 , dan manik las-an (weld nugget) yang dihasilkan memiliki diameter 0,25 in dan tebal 0,1 in. Energi lebur (unit melting energy) untuk logam Um = 155 Btu/in3. Berapa persen panas yang dihasilkan digunakan untuk melakukan pengelasan, dan berapa persen yang terserap oleh logam sekitarnya ?
Panas yang dihasilkan dalam operasi ini :
H = I2Rt = (12.000)2 (0,0001) (0,23) = 3312 Watt-sec.
= (3312)/1055 Btu = 3,14 Btu.
Volume dari manik las-an :
V = 0,1 /4 .(0,25) 2 = 0,00491 in3
Panas yang dibutuhkan untuk melebur manik las-an ini :
Hm = V Um = 0,00491 (155) = 0,761 Btu
Jadi panas yang digunakan untuk melakukan pengelasan = 0,761/3,14 x 100 % = 24 %, sehingga panas yang diserap oleh logam sekitarnya = 76 %.
45.keuntungan mesin las AC :
-perlengkapan dan perawatan lebih murah
-kabel massa dan kabel electrode dapat ditukar,tetapi tidak mempengaharui hasil las
-busur nyala kecil sehingga mengurangi timbulnya keropos pada rigi-rigi las
46.keuntungan mesin las DC :
-busur nyala listrik yang dihasilkan stabil
-dapat menggunakan semua jenis elektroda
-dapat digunakan untuk pengelasan pelat tipis
47.tahapan2 pekerjaan mengeling pada dua buah pelat baja tebal 6mm,dengan panjang 1,5 m:
-pilihlah ukuran pengeling dengan ukuran diameter paku keeling
-masukkan batang manduel sedalam mungkin
-masukkan paku keeling pada lubang pelat yang akan dikeling
-tekan penganngan pengeling beberapakali hingga batang mandel terputus
-hasil pengelingan dapat dilihat bila ingin membuka kelingan dapat di bor dengan ukuran diameter yang sama dengan paku keling
Kebersihan Bengkel Praktek yaitu :
1.melestarikan lingkungan bengkel
2. meningkatkan kesadaran dalam lingkungan bengkel
3. menghidari pencemaran limbah bengkel
Tujuan kesehatan kerja adalah agar para pekerja/masyarakat pekerja
Memperoleh derajat kesehatan setinggi-tingginya, baik fisik maupun
Mental, baik individu maupun sosial dgn usaha-usaha preventip dan
Kuratif terhadap penyakit-penyakit / gangguan-gangguan kesehatan
Yg diakibatkan oleh faktor-faktor pekerjaan dilingkungan kerja serta
Terhadap penyakit umum.
Keselamatan kerja adalah :
Keselamatan yang bertalian dgn mesin, pesawat,
Alat kerja, bahan dan proses pengolahannya,
landasan tempat kerja dan lingkungannya serta cara-cara
Melakukan pekerjaan.
Keselamatan kerja meliputi segala tempat yaitu :
1. Darat
2. Didalam tanah
3. Dipermukaan air
4. Didalam air
5. Muapun diudara
Tujuan keselamtan kerja adalah :
1.Melindungi tenaga kerja atas hak keselamatannya dalam
melakukan Pekerjaan untuk kesejahteraan hidup dan
meningkatkan produksi serta Produktifitas nasional.
2.Menjamin keselamatan setiap orang lain yang berada ditempat
kerja
3.Sumber produksi dipelihara dan dipergunakan secara aman dan
efisien
Syarat-syarat keselamatan kerja ( menurut UU no 1 tahun 1970 ):
1. Mencegah dan mengurangi kecelakaan
2. Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran.
3. Mencegah dan mengurangi peledakan.
4. Memberi kesempatan atau jalan keselamtan diri pada waktu waktu kebakaran atau kejadian-kejadian lain yang berbahaya.
5. Memberi pertolongan pada kecelakaan.
6. Memberi alat-alat perlindungan diri pada para pekerja.
7. Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja, baikfisik maupun psikis, keracunan, infeksi, dan penularan.
8. Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai.
9.Menyelenggarakan suhu dan kelembaban udara yang baik.
10. Menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup.
11. Memelihara kesehatan dan ketertiban.
12. Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan,
cara dan proses kerjanya.
13. Mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang, binatang, tanaman, atau barang.
14. Mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan.
15. Mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar muat, perlakuan dan penyimpan barang.
16. Mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya
Peralatan yang termasuk dalam kerja bangku, yaitu :
1. Ragum.
2. Palu.
3. Pahat Tangan.
4. Gergaji tangan.
5. Kikir.
6. Tap
7. Pengelingan.
. Ragum/Catok
3. Pahat tangan
Pahat tangan biasanya dibuat dari baja karbon tinggi yang ditempa.
Pahat tangan mempunyai bentuk segi enam atau segi delapan.
Pahat ini bisa ditempa dan dikeraskan tanpa memerlukan alat-alat
Khusus dan bila perlu bisa diasah dengan sebuah kikir halus.
Jenis-jenis Pahat tangan :
1.Pahat potong dengan mata pemotong yang rata : pahat potong atau pahat pelat ini mempunyai mata pemotong yang rata. Pahat ini gunanya untuk meratakan permukaan benda kerja dan memotong pelat.
2. Pahat potong dengan bentuk badan segi enam : pahat potong atau pahat pelat ini mempunyai bentuk badan segi enam dan mempunyai bentuk mata pemotong yang dibulatkan. Pahat ini
digunakan untuk meratakan bidang dan untuk memotong pelat.
3. Pahat alur : pada pahat alur mata potong dibuat lebih tebal dari badannya dengan maksud agar pahat tidak terjepit waktu digunakan. pahat ini digunakan untuk membuat alur-alur yang saling sejajar.
4. Pahat dam : Pahat dam digunakan untuk memutuskan bagian bahan yang akan dipotong. Bagian bahan yang akan dipotong terlebih dahulu harus dilubangi dengan bor.
Kikir adalah suatu batang baja karbon tinggi yang permukaannya
Mempunyai gigi-gigi pemarut..
Pada dasarnya kikir berguna untuk membuang sebagian benda
Kerja dengan jalan memarut sehingga menjadi rata, cembung
Cekung, dan lain-lain.
Dari ujung sampai batas tangkainya dinamakan badan dan panjang
Badan inilah ukuran panjang kikir.
Seluruh badan kikir ini dikeraskan, sedangkan tangkai lainnya tidak
1.Jenis – jenis kikir :
Menurut kegunaannya kikir dibagi menjadi :
a. Kikir rata
b. Kikir setengah bulat
c. Kikir bujur sangkar
d. Kikir belah ketupat
e. kikir segitiga
f. Kikir elips,
g. Kikir bulat
Mesin Frais atau Milling Machine
Adalah suatu alat yang digunakan untuk mengambil tatal-tatal dari benda kerja dengan menggunakan alat potong yang berupa cutter/pisau yang berputar dan mempunyai banyak sisi potong. Namun tidak menutup kemungkinan hanya menggunakan sisi potong tunggal.
Gerakan-gerakan dalam Milling, antara lain : Gerakan berputar pada spindle sumbu utama, Gerakan pengikatan, gerakan pemakanan dan gerakan penyayatan.
Karena menggunakan gerakan utama berputar, maka untuk mencari kecepatan putaran mesin sama dengan mencari putaran mesin pada mesin bubut yakni : Vc (cutting Speed ) ( satuan dalam m/menit )) = [phi x D (diameter cutter pada frais/BK pada bubut( satuan dalam mm)) x n (putaran mesin dalam rpm atau 1/menit)]/1000.
. Cara memasang daun gergaji pada sangkangnya
ada beberapa hal yang harus diperhatikan ketika memasang daun
gergaji pada sangkangnya, yaitu sebagai berikut :
a.Gigi pemotong harus menghadap ke muka
b.Lubang-lubang daun gergaji dimasukkan pada pen yang terdapat
pada baut sangkang, kemudian murnya dikeraskan.
c.Pemasangan tidak boleh terlalu kendor
d.Jika benda kerja yang dipotong melebihi lebar sangkang gergaji daun gergajidiputar90°sehingga sangkang gergaji tidak di haling-halangi oleh benda kerja yang dipotong.
Daun gergaji ini biasanya digunakan untuk memotong bahan yang
tebalnya tidak lebih dari lebar daun gergaji.
Keuntungan daun gergaji ini adalah apabila gigi-gigi pada salah satu
sisinya rusak ( tumpul ), gigi pada sisi yang satunya dapat digunakan.
Bentuk gigi dari daun gergaji
-Bentuk gigi Raker
Bentuk gigi berombak
Digunakan untuk memotong bahan yg besar atau pelat tebal
-Bentuk gigi biasa :
Untuk memotong baja lunak ,perunggu, kuningan
-Bentuk gigi skip
Bentuk gigi mengait :
Memotong aluminium, tembaga ,magnesium & kuningan
Berdasarkan susunan giginya, daun gergaji dibedakan menjadi dua
Yaitu
-yang lurus dan bersilang ( zigzag ). Susunan gigi yang lurus
Digunakan untuk memotong benda kerja yang tipis,
-sedangkan gigi Yang silang digunakan untuk mmotong benda yang tebal.
Daun gergaji dibuat silang dengan maksud sebagai berikut :
a.Tenaga untuk mendorong daun gergaji pada saat memotong,
atau tidak terlalu besar.
b. Daun gergaji tidak terjepit sehingga tidak macet pada saat
pemotongan.
. Banyaknya gigi daun gergaji
Daun gergaji mempunyai ukuran gigi berkisar antara 14, 18, 24 dan
32 tiap 25 mm. ukuran gigi harus disesuaikan dengan benda kerja
Yang akan dipotong, yaitu sebagai berikut :
a.Ukuran 14 gigi, digunakan untuk memotong benda pejal yang
penampangnya besar untuk benda-benda lunak,
misalnya : alumunium, tembaga, kuningan, dan baja lunak.
b. Ukuran 18 gigi, digunakan secara umum dan untuk bahan dgn
penampang kecil dari alumunium, tembaga, kuningan dan baja tuang.
c. Ukuran 24 gigi, cocok untuk plat dengan ketebalan 6 mm dan
untuk pipa yang dindingnya tebal, profil sudut yang besar, danlain-lain.
d.Ukuran 32 gigi, untuk profil sudut yang kecil, pipa-pipa kecil,
dan pipa tipis
Macam-macam kikir sebagai berikut
1. Kikir rata guratan tunggal
2. Kikir segitiga
3. Kikir segiempat
4. Kikir bulat (ekor tikus)
5. Kikir setengah bulat
6. Kikir rata guratan ganda
Cara memegang kikir yang tepat ialah dengan tangan kanan pada tangkai kikir dengan ibu jari tangan terletak dibagian atas daripada tangkai. Jempol tidak boleh terlalu keras terlalu menekan pada tangkai kikir. Kikir digerakan maju oleh tekanan telapak tangan dibawah pengaruh tekanan tangan kirin pada kikir.Janganlah menggunakan kikir dengan tidak memakai tangkai kikiryang semestinya.\
Pengertian mesin gerinda :
Mesin gerinda disebut juga mesin asah yang berguna untuk menajamkan atau mengasah pisau dan pahat-pahat mesin perkakas termasuk juga mata bor serta untuk mengasah berbagai macam bentuk benda kerja
Jenis-jenis mesin gerinda:
1. Mesin gerinda datar.
2. Mesin gerinda bundar
3. Mesin gerinda profil
4. Mesin gerinda perkakas
5. Mesin gerinda potong
Petunjuk cara menggerinda:
1.menggerinda dilakukan pada bagian tebal batu gerinda, bukan pada bagian sisinya, berbahaya sekali jika menggerinda pada bagian sisi sebabBenda kerja tidak terletak atau tidak ditahan oleh penahan sehingga kemungkinan besar benda kerja akan terbawa oleh putaran batu gerinda yang tinggi:
Tangan bisa terkena batu gerinda jika kurang hati-hati
Batu gerinda akan tidak rata bagian sisinya dan menipis, jika batu gerinda tipis akan mudah pecah
berpindah-pindah (digeser-geserkan) pada bagian tebal batu gerinda, hal ini untuk menjaga agar batu gerinda tetap rata, jika permukaan batu gerinda tidak rata maka hasilnya tidak akan baik terutama pada bidang asah yang lebar.
2.Benda kerja disandarkan pada alat penahan hingga keadaannya stabil dan tidak mungkin terbawa putaran batu gerinda
3. Penggerindaan tidak boleh pada satu tempat saja melainkan harus berpindah-pindah (digeser-geserkan) pada bagian tebal batu gerinda, hal ini untuk menjaga agar batu gerinda tetap rata, jika permukaan batu gerinda tidak rata maka hasilnya tidak akan baik terutama pada bidang asah yang lebar.
Kedudukan badan yang menggerinda berbeda dengan kedudukan badan pada waktu mengikir atau menggergaji, diwaktu menggerinda badan kita harus tegak tidak condong ke muka, kepala menunduk dan mata tertuju kepada bagian benda yang diasah, kedua kaki harus berdiri sejajar dengan tekanan yang sama.
Benda yang diasah jangan sarnpai menjadi biru atau merah, terutama untuk alat-alat potong misalnya bor, pahat dan lain-lain, hal mi dapat mengubah kekerasan benda tersebut sehingga menjadi lembek;
6. Tekanan harus ringan agar benda yang diasah tidak cepat panas dan Iebih terkontrol asahannya, batu gerinda tidak cepat aus dan beban motor tidak besar.
Hal hal yang diperhatiakan dalam memilih batu gerinda:
Jenis pengerindaan
Material bahan yang digerinda
Jenis pengasah & perekat
Banyaknya bahan
Hasil Akhir yg diinginkan
Busur singgungan
Kecepatan roda gerinda
Kecapatan benda kerja
Kondisi Mesin
Struktur batu gerinda
4.2. Klasifikasi Elektroda
Elektroda baja lunak dan baja paduan rendah untuk las busur listrik manurut klasifikasi AWS (American Welding Society) dinyatakan dengan tanda E XXXX yang artInya sebagai berikut :
E menyatakan elaktroda busur listrik
XX (dua angka) sesudah E menyatakan kekuatan tarik deposit las dalam ribuan Ib/in2 lihat table.
X (angka ketiga) menyatakan posisi pangelasan.
angka 1 untuk pengelasan segala posisi. angka 2 untuk pengelasan posisi datar di bawah tangan
X (angka keempat) menyataken jenis sela¬put dan jenis arus yang cocok dipakai un¬tuk pengelasan lihat table.
Contoh : E 6013
Artinya:
•Kekuatan tarik minimum den deposit las adalah 60.000 Ib/in2 atau 42 kg/mm2
•Dapat dipakai untuk pengelasan segala po¬sisi
•Jenis selaput elektroda Rutil-Kalium dan pengelasan dengan arus AC atau DC + atau DC –
4.3. Elektroda Baja Lunak
Dan bermacam-macam jenis elektroda baja lu¬nak perbedaannya hanyalah pada jenis selaputnya. Sedang kan kawat intinya sama.
Jenis jenis elektroda:
E 6010 dan E 6011
Elektroda ini adalah jenis elektroda selaput selulosa yang dapat dipakai untuk pengelesan dengan penembusan yang dalam. Pengelasan dapat pada segala posisi dan terak yang tipis dapat dengan mudah dibersih¬kan. Deposit las biasanya mempunyai sifat sifat mekanik yang baik dan dapat dipakai untuk pekerjaan dengan peng¬ujian Radiografi. Selaput selulosa dengan kebasahan 5% pada waktu pengelasan akan menghasilkan gas pelindung. E 6011 mengandung Kalium untuk mambantu menstabil¬kan busur listrik bila dipakai arus AC.
. E 6012 dan E 6013
Kedua elektroda ini termasuk jenis selaput rutil yang dapat manghasilkan penembusan sedang. Keduanya dapat dipakai untuk pengelasan segala posisi, tetapi ke¬banyakan jenis E 6013 sangat baik untuk posisi pengeles¬an tegak arah ke bawah. Jenis E 6012 umumnya dapat di¬pakai pada ampere yang relatif lebih tinggi dari E 6013. E 6013 yang mengandung lebih benyak Kalium memudah-kan pemakaian pada voltage mesin yang rendah. Elektroda dengan diameter kecil kebanyakan dipakai untuk pangelasan pelat tipis.
E 6020
Elektroda jenis ini dapat menghasilkan penem¬busan las sedang dan teraknya mudah dilepas dari lapisan las. Selaput elektroda terutama mengandung oksida besi dan mangan. Cairan terak yang terlalu cair dan mudah mengalir menyulitkan pada pengelasan dengan posisi lain dari pada bawah tangan atau datar pada las sudut.
Elektroda dengan Selaput Serbuk Besi
Selaput elektroda jenis E 6027, E 7014. E 7018. E 7024 dan E 7028 mengandung serbuk besi untuk meningkatkan efisiensi pengelasan. Umumnya selaput elek¬troda akan lebih tebal dengan bertambahnya persentase serbuk besi. Dengan adanya serbuk besi dan bertambah tebalnya selaput akan memerlukan ampere yang lebih tinggi.
. Elektroda Hydrogen Rendah
Selaput elektroda jenis ini mengandung hydrogen yang rendah (kurang dari 0,5 %), sehingga deposit las juga dapat bebas dari porositas. Elektroda ini dipakai untuk pengelasan yang memerlukan mutu tinggi, bebas porositas, misalnye untuk pengelasan bejana dan pipa yang akan mengalami tekanan
Jenis-jenis elektroda hydrogen rendah misalnya E 7015, E 7016 dan E 7018.
. Pengaruh Kecepatan Elektroda Pada Hasil Las.
-Kecepatan tangan menarik atau mendorong elektroda waktu mengelas harus stabil, sehingga menghasil¬kan rigi-rigi las yang rata dan halus. Tidak dibolehkan rigi¬-rigi las yang berbentuk gergaji¬
-Jika elektroda digerakkan tarlalu lambat, akan di¬hasilkan jalur yang kuat dan lebar. Hal ini dapat pula menimbulkan kerusakan sisi las, ter¬utama bila bahan dasar tipis.
-Bila elektroda digerakkan terlalu cepat, tembusan lasnya dangkal oleh karena kurang waktu pemanasan bahan dasar dan kurang waktu untuk cairan elektroda monembus bahan dasar
-Bila kecepatan gerakan elektroda tepat, daerah per¬paduan dengan bahan dasar dan tembusan lasnya baik
2 PRINSIP-PRINSIP LAS LISTRIK
Pada dasarnya las listrik yang menggunakan elek¬troda karbon maupun logam menggunakan tenaga listrik sebagai sumber panas. Busur listrik yang terjadi antara ujung elektroda dan benda kerja dapat mancapai temperatur tinggi yang dapat melelehkan sebagian bahan merupakan perkalian antara tegangan listrik (E) dangan kuat arus (I) dan waktu (t) yang dinyatakan delam satuan, panas joule atau kalori seperti rumus dibawah ini :
H = E x I x t
dimana :
H = panas dalam satuan joule
E = tegangan listrik delam volt
I = kuat arus dalam amper
t = waktu dalam detik
4. PENGKUTUBAN ELEKTRODA
4.1. Pengkutuban Langsung
Pada pengkutuban langsung, kabel elektroda dipasang Pada terminal negatif dan kabel massa pada terminal positif. Pengkutuban langsung sering disebut sebegai sirkuit las listrik dengan elektroda negatif. (DC-).
4.2. Pengkutuban Terbalik
Untuk pengkutuban terbalik, kabel elektroda dipasang pada terminal positif dan kabel massa dipasang pada ter¬minal negative.
Pengkutuban terbalik sering disebut sirkuit las listrik dengan elektroda positif (DC+)

Pengaruh pengkutuban pada hasil las adalah pada penembusan lasnya. Pengkutuban langsung akan meng¬hasilkan penembusan yang dangkal sedangkan Pada pengkutuban terbalik akan terjadi sebeliknya. Pada arus bolak-balik penembusan yang dihasilkan antara keduanya
Pesawat-pesawat las yang dipakai bermacam¬-macam, tapi bila ditinjau dari jenis arus yang keluar dapat digolongkan sebagai berikut:
•pesawat las arus bolak-balik (AC)
•pesawat las arus searah (DC)
•pesawat las arus bolak-balik dan searah (AC-DC) yang merupakan gabungan dari pesawat AC den DC.
2. ALAT-ALAT BANTU LAS dan penjelasanya :
2.1. Kabel Las
Kabel las biasanya dibuat dari tembaga yang dipilin dan dibungkus dangan karet isolasi Yang disebut kabel las ada tiga macam yaitu :
• kabel elektroda
• kabel massa
• kabel tenaga
Kabel elektroda adalah kabel yang menghubungkan pesawat las dengan elektroda. Kabel massa menghubungkan pesawat las dengan benda kerja. Kabel tenaga adalah kabel yang menghubungkan sumber tenaga atau jaringan listrik dengan pesawat las. Kabel ini biasanya terdapat pada pe¬sawat las AC atau AC - DC
2.2. Pemegang Elektroda
Ujung yang tidak berselaput dari elektroda dijepit dengan pemegang elektroda. Pemegang elektroda terdiri dari mulut penjepit dan pegangan yang dibungkus oleh bahan penyekat. Pada waktu berhenti atau selesai mengelas, bagian pegangan yang tidak berhubungan dengan kabel digantungkan pada gantungan dari bahan fiber atau kayu.
2.3. Palu Las
Palu Ias digunakan untuk melepaskan dan me¬ngeluarkan terak las pada jalur Ias dengan jalan memukul¬kan atau menggoreskan pada daerah las.
Berhati-hatilah membersihkan terak Ias dengan palu Ias karena kemungkinan akan memercik ke mata atau ke bagian badan lainnya.
2.4. Sikat Kawat
Dipergunakan untuk :
• membersihkan benda kerja yang akan dilas
• membersihkan terak Ias yang sudah lepas dari jalur las oleh pukulan palu las.
2.5. Klem Massa
Klem massa edalah suatu alat untuk menghu¬bungkan kabel massa ke benda kerja. Biasanya klem massa dibuat dari bahan dengan penghantar listrik yang baik seperti Tembaga agar arus listrik dapat mengalir dengan baik, klem massa ini dilengkapi dengan pegas yang kuat. Yang dapat menjepit benda kerja dengan baik .
Walaupun demikian permukaan benda kerja yang akan dijepit dengan klem massa harus dibersihkan terlebih dahulu dari kotoran-kotoran seperti karat, cat, minyak.
2.6. Tang (penjepit)
Penjepit (tang) digunakan untuk memegang atau memindahkan benda kerja yang masih panas
Langkah2x dalam mengulir dalam
( mengetap ):
- Jepitlah benda kerja dengan ragum yang telah dilapisi pelat pelapis dari logam lunak
-Untuk permulaan dipakai tap no 1 ,kedudukan tap harus tegak lurus
-Memutar tangkai pada pemotongan permulaan harus diberi sedikit tekanan dan setelah memotong tekanan dikurangi
-1 kali putaran ¼ s/d ½ x ,arah putarannya harus dikembalikan
-Berikan pelumas atau minyak
-Setelah tap no 1 selesai lakukan dengan tap no.2 kemudian tap no.3
Langkah2x dalam mengulir luar
( menyeney):
-Jepitlah batang yang akan diulir pada ragum yang kuat dan tegak lurus
-Beri sedikit pinggulan pada ujung batang kemudian masukan pengulir ,pada pemotongan permulaan, sambil diputar sedikit diberi putaran
-Setiap penyayatan putaran harus dikembalikan
-Setiap penyayatan selesai sepanjang aturlah balok pengukuran yang diharapkan
-Berilah pelumasan atau minyak
sebutkan fungsi dari peralatan ukur bengkel di bawah ini.....
A. jangka sorong berfungsi --mengkur panjg suatu benda dgn ketelitian sampai 0’1 mm ( rahang tetap dan rahang geser bawah)
-rahang tetap dan rahang geser atas bisa digunakan untuk mengkur diameter benda yang cukup kecil seperti cicin ‘ pipa dll.
-tangkai ukur bagian bawah berfungsi untuk mengkur kedalaman seperti kedalaman tabung’ lubangkecil’ atau perbedaan tingi yg kecil
B. plat ukur/ pitch gauge berfungsi plat ukur untuk mengukur kelongaran pada katup bantalan
C.fuller:
56.sebutkan &jelaskn fungsi macam2 alat ukur pada perbengkelan ( minimal 7buah)
1- mistar baja ; untuk mengkur, lebar dan tebal serta meriksa karatan suatu benda
2- jangka gunanya untuk mengkur tebal lebar
Contoh soal :
Pengelasan busur tungsten gas dengan efisiensi transformasi panas f1 = 0,7 dioperasikan pada arus I = 300 A dan tegangan E = 20 V. Efisiensi lebur f2 = 0,5 dan energi peleburan logam Um = 150 Btu/in.3.
Tentukan :
(a)Daya dalam pengoperasian, P;
(b)Laju pembentukan panas, HRw;
(c)Laju volume pengelasan logam, MVR.
Penyelesaian :
(a)P = E I = (300 A) x (20 V) = 6000 W
(b)HRw = f1 f2 I E = (0,7)(0,5)(6000) = 2100 W
atau
HRw = 2100 J/sec. = 2100/1055 Btu/sec. = 1,99 Btu/sec.
(c)MVR = HRw / Um = (1,99 Btu/sec)/(150 Btu/in.3)
= 0,0133 in.3/sec.
Proses Pengelasan Elektrode Terumpan
Pengelasan elektrode terumpan adalah proses pengelasan dimana pada saat terjadi busur listrik elektrode ikut mencair dan berfungsi sebagai logam pengisi. Terdapat beberapa pengelasan busur yang menggunakan elektrode terumpan, seperti antara lain :
-pengelasan busur elektrode terbungkus (shielded metal arc welding, SMAW),
-pengelasan busur logam gas (gas metal arc welding, GMAW),
-pengelasan busur inti-fluks (flux-cored arc welding, FCAW),
-pengelasan elektrogas (electrogas welding, EGW),
-pengelasan busur rendam (submerged arc welding, SAW).
Pengelasan lebur dapat dikelompokkan sebagai berikut :
-pengelasan busur (arc welding, AW);
-pengelasan resistansi listrik (resistance welding, RW);
-pengelasan gas (oxyfuel gas welding, OFW);
-proses pengelasan lebur yang lain.
Pengelasan Padat
Dalam proses pengelasan padat tidak digunakan logam pengisi, dan penyambungan dapat dicapai dengan :
(1) tekanan saja, atau
(2) panas dan tekanan.
Bila digunakan panas dan tekanan, jumlah panas yang diberikan dari luar pada umumnya tidak cukup untuk melebur permukaan bendakerja. Tetapi dalam beberapa kasus baik bila digunakan panas dan tekanan atau tekanan saja, bila energi yang dihasilkan cukup besar, maka dapat terjadi peleburan yang terlokalisir hanya pada permukaan kontak. Jadi dalam pengelasan padat, ikatan metalurgi diperoleh dengan sedikit atau tanpa peleburan logam dasar.
Syarat-syarat agar terjadi ikatan metalurgi yang baik :
(1) kedua permukaan kontak harus sangat bersih,
(2) kedua permukaan kontak satu sama lain harus saling menempel sangat rapat agar dapat terjadi ikatan atom.
Untuk beberapa proses pengelasan padat, waktu juga merupakan faktor penting.
Keuntungan pengelasan padat dibandingkan pengelasan lebur :
-bila tidak terjadi peleburan, maka tidak terbentuk daerah pengaruh panas (HAZ), dengan demikian logam disekeliling sambungan masih memiliki sifat-sifat aslinya;
-kebanyakan proses ini menghasilkan sambungan las yang meliputi seluruh permukaan kontak, tidak seperti pada operasi pengelasan lebur dimana sambungan berupa titik atau kampuh las;
-beberapa proses pengelasan padat dapat digunakan untuk menyambung logam yang tidak sama, tanpa memperhatikan ekspansi termal relatif, konduktivitas, dan permasalahan lain yang biasanya terjadi pada pengelasan lebur bila digunakan menyambung logam yang tidak sejenis.
Yang termasuk kelompok pengelasan padat antara lain :
-pengelasan tempa (forge welding);
-pengelasan dingin (cold welding, CW);
-pengelasan rol (roll welding, COW);
-pengelasan ledak (explosion welding, EXW);
-pengelasan gesek (friction welding, FRW);
-pengelasan ultrasonik (ultrasonic welding, USW)
Pengelasan tempa; pengelasan tempa merupakan teknik penyambungan logam yang paling tua. Komponen logam yang akan disambung dipanaskan hingga temperatur kerja kemudian bersama-sama ditempa dengan palu atau peralatan lainnya hingga tersambung menjadi satu.
Pengelasan dingin; adalah proses penyambungan logam pada temperatur ruang di bawah pengaruh tekanan. Akibat tekanan, permukaan benda kerja mengalami aliran dan menghasilkan sambungan las. Suatu contoh, kawat dan batang dijepit dalam jepitan khusus kemudian ditekan dengan tekanan yang cukup besar sehingga terjadi aliran plastik pada ujung sambungan. Sebelum penyambungan permukaan dibersihkan terlebih dahulu dengan sikat sehingga terbebas dari lapisan oksida. Beban tekan dapat dilakukan dengan perlahan-lahan atau dengan tumbukan (impak). Pengelasan dingin ini umumnya diterapkan pada aluminium dan tembaga, tetapi kadang-kadang juga diterapkan untuk penyambungan nikel, seng, dan monel.
Pengelasan rol; termasuk proses pengelasan padat dimana proses penekanannya menggunakan peralatan rol, baik dengan pemanasan dari luar atau tidak, seperti ditunjukkan dalam gambar 13.20.
Gambar 13.20 Pengelasan rol
Bila tanpa menggunakan panas dari luar, prosesnya disebut pengelasan rol dingin, sedang bila menggunakan panas dari luar prosesnya disebut pengelasan rol panas. Pengelasan rol biasa digunakan untuk melapisi baja karbon atau baja paduan dengan baja tahan karat agar memiliki ketahanan terhadap korosi, atau untuk membuat dwimetal yang digunakan untuk pengukuran temperatur.
Pengelasan ledak; merupakan proses pengelasan padat dimana dua permukaan logam dijadikan satu di bawah pengaruh impak dan tekanan. Tekanan tinggi berasal dari ledakan yang ditempatkan dekat logam seperti ditunjukkan dalam gambar 13.21.
Gambar 13.21 Pengelasan ledak
Kadang-kadang bahan pelindung seperti karet, menylubungi panel atas untuk menjcegah kerusakan permukaan. Keseluruhan ditempatkan di atas landasan yang dapat menyerap energi yang terjadi sewaktu operasi penyambungan.
Pengelasan gesek; penyambungan terjadi oleh panas gesek akibat perputaran logam satu terhadap lainnya di bawah pengaruh tekanan aksial. Kedua permukaan yang bersinggungan menjadi panas mendekati titik cair dan bahan yang berdekatan dengan permukaan menjadi plastis. Dalam gambar 13.22 ditunjukkan cara pengelasan dua poros. Tahapan proses adalah sebagai berikut :
(1) salah satu poros diputar tanpa bersentuhan dengan poros yang lain, dengan memutar pemegang (rotating chuck),
(2) kedua poros satu sama lain disentuhkan sehingga timbul panas akibat gesekan,
(3) putaran dihentikan, poros diberi gaya tekan aksial, dan
(4) sambungan las terbentuk.
Gambar 13.22 Pengelasan gesek
Kerugian dari proses ini terletak pada keterbatasan bentuk yang dapat dilas, sedang keuntungannya adalah peralatan yang digunakan sangat sederhana, proses berjalan sangat cepat, persiapan benda kerja sebelum pengelasan minim, dan hemat energi. Selain itu logam tak sejenis dapat disambung pula dan siklus pengelasan dapat diprogramkan dengan mudah. Las gesek banyak digunakan untuk penyambungan plastik.
Pengelasan ultrasonik; adalah proses penyambungan pelat untuk logam yang sejenis maupun tak sejenis, umumnya dengan membentuk sambungan tindih, seperti ditunjukkan dalam gambar 13.23.
Gambar 13.23 Pengelasan ultrasonik (a) pemasangan untuk sambungan tindih, dan (b) pembesaran gambar daerah las
Petunjuk penggunaan brander las
-Bila mulut pémbakar tersumbat tusuklah dengan penusuk yang ukurannya sama dengan lubangnya Mulut
-Untuk membersihkari bibir mulut pembakar, gosokkan pada balok kayu yang bersih sambil membuka katup oksigen agar tidak tersumbat.-Mulut pembakar jangan digunakan untuk mencungkil atau Injektor memukul sesuatu.
-Matikan nyala api bila tidak terpakai.
-Jangan menggantungkan pembakar pada tabung gas.
-Lindungi brander dan kotoran yang berupa minyak atau bahan pelumas.
NYALA API OKSI-ASETELIN
a. Nyala karbulasi
Nyala yang terjadi jika jumlah gas asetilen Iebih dominan (berlebihan) dibandingkan jurnlah gas oksigen. Secara fisik pada nyala ini terdapat kerucut nyala merah di antara kerucut dalarn dan kerucut luar.
b. Nyala netral
Nyala neiral terjadi jika pembakaran gas yang terjadi dengan perbandingan campuran gas yang sama. Nyala terdiri dan kerucut dalam yang berwarna putih bersinar dan kerucut luar yang berwarna biru bening.
c. Nyala oksidasi
Apabila pada nyala netral jumlah gas oksigen di tambah lagi maka nyala akan berubah menjadi pendek dan warna kerucut dalam berubah menjadi biru. Nyala ini menyebabkan terjadinya dekarburasi atau oksidasi pada logam cair.